FastabiquL Khoirot.. ^_^

cHadVentuRer

Kamis, 17 Mei 2012

kakak, maafkan aku.

Terimakasih untuk AH.Rahman yg sudah berbagi. Banyak pelajaran yang didapatkan saat sharing-sharing waktu itu. Tentang bagaimana seharusnya kita bersikap dan menjadi seorang kakak yang baik. Kisah nyata. Kisahmu.


Aku adalah anak bungsu dari 6 bersaudara. Namaku Rahman. Aku dekat dengan kakakku yang paling akhir alias pangais bungsu dalam bahasa Sunda. Kakakku yang paling dekat denganku terpaut 2,5 tahun dariku. Namanya Endah Larasati. Ini Fokus antara aku dan kakakku ini.Saat kecil aku anak yang sangat nakal. Maklum lah anak laki-laki, bungsu pula. Jadi.. sakarep e...
Keluarga yang cukup demokratis, orang tuaku tidak pernah memaksakan sesuatu padaku. Saat mau belajar ngaji di TPA saja tidak dipaksa sampai menggusur aku untuk berangkat. "De, kamu nonton aja, liat tuh kakakmu, Een, rajin udah berangkat ngaji. Kamu nonton TV terus", seru Ibu. Aku hanya senyum-senyum gak jelas, males ahh. Masih sangat bocah, anak TPA yang senang main. Berangkat ngaji kemudian 15 menit udah sampai di rumah lagi.. hahaha.. yang penting jajan. Dari ruang makan kak Een memanggilku; "Man, ayo kita makan mie.. sepiring berdua ya ^_^".  Hmm... kebiasaan dech kak Een ngajak aku makan mie sepiring berdua, ama 4 kakak yang laen nggak tuch... Memori yang selalu kuingat saat ku masih kecil hingga saat ini.
Aku penasaran dengan kakakku itu, orang tuaku sangat sayang dengan dia. Memang sich dikelasnya kakakku itu termask anak yang berprestasi, di rumah pun rajin. Dan dia adalah anak yang paling rajin ibadah. Waktu aku SD aja kakak sering ngingetin aku tuk shalat malam. Buat apa sholat malam-malam kan udah sholat 5 waktu ini, ngantuk pula... mendingan tidur, pikirku. Namun suatu malam, aku penasaran apa yang dilakukan kakakku saat sholat, benarkah dia sholat sepertiga malam?? Aku buka sedikit pintu kamarnya dan menguping dari sana, terdengar suara kakakku sedang berdoa. Berdoa dengan khusyuk dan menangis, dalam do'a itu aku pun mendengar dia menyebut namaku... "Ya Allah... lindungi Rahman adikku .. semoga dia menjadi anak yang sholeh dan pintar.. selamatkan dia di dunia dan akhirat...". Seperti itulah potongan do'a nya yang dapat kutangkap. Aku bergetar di balik pintu, air bening jatuh dari sudut mataku. Ternyata kakakku... pantas orang tuaku begitu menyayangi dia.
Akhirnya, aku mencoba untuk bangun di sepertiga malam terakhir, setelah itu belajar. Kakakku tidak tahu kapan aku belajar dan dia juga sepertinya tidak tahu aku mengikuti jejaknya. Tidak ada jam selain sepertiga malam ini yang bisa kujadikan waktu untuk belajar, karena pada jam ini rasanya sangat tenang untuk belajar. Rangkingku di kelas tidak pernah menjadi peringkat pertama, biasanya hampir keluar dari 10 besar, di ujung tanduk. Namun setelah aku sering melakukan ritual itu, peringkatku langsung melejit, always peringkat 1-3 gak pernah lebih. Hingga aku sampai pada masa SMP kemudian SMA, dan sama selalu seperti itu. Alhamdulillah... setidaknya membuat orangtuaku tersenyum bangga padaku.. Subhanallah.. berikan selalu kebaikan kepada kakakku ini ya Rabb... Selamatkan orangtuku dan saudara-saudaraku di dunia dan akhirat,amiin...

Saat aku SMA kelas 3, kakakku kuliah di salah satu Universitas ternama, bahkan dia menjadi wakil Presma. Dikenal dikampus sebagai akhwat yang tegas dan cerdas. Dikenal baik oleh kampus. Perangainya Subhanallah, mahasiswi teladan namun tidak pernah sombong. Sesekalli dia datang menjengukku di SMA, kebetulan SMA ku jauh dari rumah, diluar kota. Suatu ketika kakak mengunjungiku dan seperti biasa dia mangajakku makan mie sepiring berdua... "Hahaha.. kita kan sudah besar kak," kataku. Namun dia tetap memintaku, 'yahh.. mumpung masih bisa' katanya. Hmm okelah...
Dia juga mengajakku jalan-jalan di kampusnya, menumbuhkan rasa ingin kuliah padaku.. iya aku ingin meneruskan studyku.
kami akan pergi jalan-jalan kembali untuk kedua kalinya ke kampus, kali ini bersama dengan saudara-saudaraku yang lainnya. Kakakku tidak naik bis bersama kami. Tapi dia naik motor dengan temannya. Kami lakukan perjalanan.  Saat aku dan saudaraku yang naik bis sampai di kampus, aku tunggu kakakku dengan suka cita. Namun, kakakku datang dengan kabar dukacita. Aku tersentak kaget, lututku gemetar, lidahku terkunci... YA Allah bidadari bumi itu mengalami kecelakaan lalu lintas dan sekarang berada di Rumah Sakit... Lilin yang menerangiku dalam kegelapan yang gulita seperti padam tertiup angin. Aku seperti kehilangan harapan hidup. Kakaaakkkkkkkkk.... teriakku dalam hati yang sangat sunyi..... Aku pun terus berdo'a agar kakakku tersayang diberikan kesembuhannn.......
Musibah ini memberikan luka pada keluargaku, orang tuaku dan saudara-saudaraku sangat terpukul, terlebih lagi ketika kakakku divonis oleh dokter hilang ingatan. Benar-benar dia tidak tahu apa-apa, tidak mengenal siapa-siapa, dan setahun tidak bisa berjalan. Ya Allah... aku sangat terpukul. Saat Ujian Nasional pun aku tidak bisa fokus, nilai kelulusanku pas-pasan. Semua guru dan teman-temanku keheranan atas perubahanku yang drastis. Begitupun ketika aku masuk perguruan tinggi, rasanya semangaku hilang. Down sampai tingkat 3. hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang teman yang kupercaya. Aku bercerita padanya tentang ini. Aku sejak kakakku hilang ingatan, tidak ada lagi orang yang bisa menasehatiku dengan hatinya, tidak ada tempat untukku berbagi. Aku seperti hilang arah, patah arang.
Namun, ada kata-kata temanku yang mengena dihatiku saat aku bercerita padanya. dia mengatakan bahwa aku telah mengecewakan kakakku. Aku telah membuang waktuku dengan kesedihan karena merasa kehilangan kakakku. Aku telah mengecewakan dia karena aku bukannya berkembang lebih baik malah seperti diam di tempat; 
"Lalu kau anggap apa usaha kakakmu selama ini??? Dia yang mengajarimu agar begini dan begitu, dia yang membimbingmu, kau anggap apa usaha kakakkmu selama ini?? Aku yakin dia adalah wanita yang Allah cintai karena begitu gigihnya dia memperjuangkan keluarganya dan cintanya pada Rabb nya. Dia tumbuh menjadi seorang bidadari. Bidadari bumi. Percayalah Allah sangat mencintainya, tak ada cobaan yang Allah beri diluar kemampuan hambaNya. Anggap saja ini adalah cara Allah untuk membersihkan dosa kakakmu Man. Bersabarlah.... Kakakmu meskipun sekarang tidak mengingatmu dan tidak bisa melakukan apa-apa bak bayi yang baru lahir, tapi dalam hati kecilnya, dalam nuraninya, dia tidak ingin kamu seperti ini. Dia tahu kamu bisa menghadapinya. Dia ingin kamu sukses. Maka dari itu bangkitlah dari keterpurukanmu selama ini. Dan buang rasa bersalah atas keterpurukanmu itu. Terbanglah ke langit luas dan wujudkan mimpimu, buktikan pada kakakmu bahwa kau bisa. Do'akan kakakmu selalu, dalam shalatmu, dalam harimu, dalam hidupmu."

Subhanallah. Terimakasih teman, kau membukakan pikiranku, aku tidak pernah berpikir sejauh itu. Ya Allah Yang Ghafur... ampuni hamba karena sudah menyia-nyiakan waktu selama ini dan selamatkan kami semua di dunia dan akhirat. Sembuhkanlah kakakku. Mohon doa'nya juga ya teman-teman yang telah membaca cerita ini. Semoga kakakku kembali ingatannya dan pulih badannya. Amin...


dedicated to AH. Rahman 
God Bless You

2 komentar:

  1. amiiiiiiiiiin,,

    salam ya buat AH. Rahman...heumm,, dan semangat selalu

    BalasHapus

About Me

Foto saya
I'm Not a perfect woman, but I'm a Special woman..! BLue HoLic, Adventurer n traveller, Blogger. o_O bLoody type 'B' \\(^_^)//

Visitors

free counters