Kanker Serviks

Kanker serviks mungkin sudah familiar terdengar di telinga kita. Tapi tak semua yang pernah mendengar, mengetahui apa sebenarnya kanker serviks itu. Kanker serviks disebut juga "silent killer" karena perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi.

Agar dapat terhindar, kita semua, baik pria maupun wanita perlu tahu sebenarnya kanker paling banyak menyebabkan kematian bagi kaum hawa ini.

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi di serviks atau mulut rahim.Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu sel kolumnar dan sel skuamosa. Sel skuamus ini sangat berperan dalam perkembangan kanker serviks.

Serviks terletak di bagian bawah uterus yang menghubungkan rahim dengan Miss V. Tidak seperti kanker lainnya, kanker serviks bukan penyakit turunan. Kanker ini disebabkan suatu virus umum yang disebut Human Papillomavirus atau HPV. Untuk lebih dapat menggambarkan betapa pentingnya menjaga diri dan orang-orang sekitar yang kita cintai dari kanker ini, dr Adriansjah Dara SpOG MKes lebih suka mendefinisikannya sebagai keganasan.

"Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim atau serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke bagian dalam kelamin wanita. Kenapa disebut ganas, karena kanker ini mematikan. Gejalanya tak ada tanda khusus, banyak yang berkonsultasi ketika kanker sudah pada tahap selanjutnya," tututnya dalam seminar “Mengenal Kanker Serviks dan Virus HPV” di MNC Tower belum lama ini. Dokter yang berpraktik di Siloam Hospital MRCCC Semanggi, Jakarta dan Karawaci, Tangerang, ini menyebutkan data dari Globocan tahun 2011 bahwa 37 wanita Indonesia ditemukan menderita kanker serviks setiap hari, serta setiap satu jam, satu wanita meninggal karenanya. "Pada umumnya, sistem kekebalan tubuh kita akan membersihkan virus itu. Tapi ketika sistem tersebut tidak bekerja, kanker serviks dan penyakit lainnya dapat berkembang. Tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang akan terinfeksi atau bersih dari virus tersebut," imbuhnya.[Health.okezone.com]

Beberapa faktor yang dapat mempermudah terinfeksi virus HPV, yaitu:

- Menikah atau memulai aktivitas seksual kurang dari 18 tahun.

- Berganti-ganti pasangan

  Jika salah satu pasangan memiliki virus HPV, ia akan menularkan ke pasangannya melalui aktivitas seks.  

- Wanita yang melahirkan banyak anak

  Karena sering menderita infeksi di daerah rahim

- Wanita perokok

  Wanita perokok mempunyai risiko dua kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan wanita yang tidak    

  merokok. 

Oleh karenanya, disarankan masyarakat melakukan pencegahan perkembangan virus HPV ini sedini mungkin. Mulai dari diri sendiri, juga pada anak-anak.

"Pencegahan primer itu ada dua cara. Pertama melalui edukasi. Edukasi itu mengenai agama juga sosial. Intinya jangan berganti-ganti pasangan.

Setelah edukasi, vaksinasi HPV adalah pencegahan terhadap kanker serviks bagi para wanita dan anak-anak perempuan. Pencegahan primer yang berikutnya adalah vaksinasi. Jadi lindungi badan, juga jiwa.

Vaksinasi HPV ini dapat mencegah seseorang mengalami kanker serviks, kanker kelamin wanita, dan kanker vulva pada wanita. Sedangkan pada pria, menghindarkan dari kanker kelamin pria. Selain itu, ada satu jenis penyakit lain yang disebabkan virus HPV ini, yakni kutil kelamin. Kutil kelamin menyerang pria dan wanita.

"Vaksin diberikan tiga kali, yaitu pertama kali diberikan, dua bulan kemudian vaksin lagi. Lalu, harus kembali vaksin lagi pada bulan keenam agar kerja vaksin benar-benar optimal, menyeluruh. Seperti vaksin polio, tidak bisa sekali, harus berkali-kali agar kebal," tutur Sandrina Malakiano, Duta Kanker Indonesia dalam seminar bertajuk “Mengenal Kanker Serviks dan Virus HPV” di MNC Tower, Kamis (12/4/2012).[Health.okezone.com]

Vaksinasi HPV dapat dilakukan pada perempuan berusia 10 hingga 50 tahun. Pada laki-laki 10 hingga 27 tahun. Besarnya kemungkinan terserang virus HPV setelah vaksin adalah 90 persen di bawah usia 40-50 tahun. Sedangkan di atas 40-50 tahun, kemungkinan terhindar sebesar 80 persen.

Mari Jaga Kesehatan, karena kesehatan tak ternilai harganya.