*Catatan Seorang Demonstran
Soe Hok Gie, dengan lepas dan berani menulis dan terus menulis.
Mencurahkan isi hati tentang tirani, tentang sesuatu ironi pada masa itu.
Tidak, bukan hanya untuk masa itu saja, tapi rasanya masih berlaku sampai sekarang.
Bukan berarti saya disini ingin menghakimi sejarah. Tapi saya ingin menuliskan tentang kebingungan akan arti demokrasi yang terlalu kebablasan. Bukan salah demokrasi itu sendiri, bukan salah pemerintah saja, tapi perlu lah berkaca pada diri sendiri. Ingat... hati ibarat cermin, yang harus selalu dibersihkan dari noda-noda yang selalu menempel. Meski noda itu kecil bagai debu, tapi lama-kelamaan akan menjelma menjadi kotoran, menutupi pandangan hingga tidak bisa membedakan antara kanan kiri, terang dan gelap, kecil ataupun besar, karena cermin itu telah usang... menyedihkan.
Mencurahkan isi hati tentang tirani, tentang sesuatu ironi pada masa itu.
Tidak, bukan hanya untuk masa itu saja, tapi rasanya masih berlaku sampai sekarang.
Bukan berarti saya disini ingin menghakimi sejarah. Tapi saya ingin menuliskan tentang kebingungan akan arti demokrasi yang terlalu kebablasan. Bukan salah demokrasi itu sendiri, bukan salah pemerintah saja, tapi perlu lah berkaca pada diri sendiri. Ingat... hati ibarat cermin, yang harus selalu dibersihkan dari noda-noda yang selalu menempel. Meski noda itu kecil bagai debu, tapi lama-kelamaan akan menjelma menjadi kotoran, menutupi pandangan hingga tidak bisa membedakan antara kanan kiri, terang dan gelap, kecil ataupun besar, karena cermin itu telah usang... menyedihkan.
Berikut kutipan dari perkataan Soe (atau biasa dipanggil dengan sebutan Gie):
Kita generasi baru, ditugaskan untuk memberantas generasi
tua yg mengacau
Kita akan menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua
Kitalah generasi yang akan memakmurkan indonesia
Yang berkuasa sekarang adalah orang-orang yang dibesarkan di
zaman Hindia Belanda
Mereka adalah pejuang kemerdekaan yang gigih
Tapi kini mereka telah mengkhianati apa yang diperjuangkan
Dan rakyat makin lama makin menderita
Aku bersamamu orang-orang malang
Siapa yang bertanggung jawab akan hal ini???
Mereka generasi tua.
Semuanya pemimpin-pemimpin yg
harus ditembak mati dilapangan benteng,
#Cuma pada kebenaran kita bisa berharap. Dan radio-radio masih
berteriak-teriak menebarkan kebohongan. Kebenaran hanya ada dilangit dan dunia
hanyalah palsu...palsu…
(kutipan diambil dari film Soe Hok Gie )
(kutipan diambil dari film Soe Hok Gie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar