FastabiquL Khoirot.. ^_^

cHadVentuRer

Senin, 12 Maret 2012

Catatan Kaki di Musim Dingin


Semuanya terasa dingin dan kaku. Aku menarik selimutku kembali dan mendengarkan alunan musik syahdu milik Bondan, Not With Me, dari laptopku. Ahh.. tapi sayang, aku teringat kembali dengan seseorang. Sial… kesalku! Sangat kesal. Bukannya aku tidak bisa melupakan (dan aku juga tidak ada niat melupakan sahabatku sendiri lhoo…), tapi lagu itu begitu pas (di pas-pas kan saja dengan keadaanku dan liriknya… ^o^), dengan jauh dan tidak ada kabar sama sekali dari dirinya. Aku harap dia baik-baik saja disana. Entah apa yang sedang dia dan mereka lakukan disana, entah apakah dia juga masih ingat aku atau tidak. Entahlah, aku berusaha seakan-akan tidak ingin peduli dengan keadaan. Aku ingin sibuk disana sini, aku ingin terlihat hati ini tetap segar (tegar juga). Tetap ceria seperti apa adanya meski ada sesuatu yang mengusik ketenangan jiwaku. Hmm.. sambil menghela nafas, aku menulis sebuah syair yang kutujukan padanya dari hatiku. Kutekan tombol delete dan kuketik huruf huruf yang menari-nari di depanku bersama spasi. Beberapa kalimat telah berbaris, paragraph menjadi komandan, namun ku tekan kembali tombol Ctrl A dan kemudian delete, rasa-rasanya kertas itu menjadi semakin indah dalam kosong. Musim dingin di Jerman membuatku ingin membuat minuman jeruk manis hangat lagi. Namun aku malas beranjak dari sofa ruang tengah yang empuk ini. Dan tayangan di TV pun masih tentang football… Rasanya aku ingin seperti pak Habibie yang pindah kewarganegaraan ke Jerman.

“Hidup ini adalah sebuah pertanyaan dalam diam. Karena semuanya adalah kosong. Kosong seperti botol yang harus diisi. Dan sudah menjadi alasan jika menusia tidak menyukai sesuatu sepi”.

Akhirnya sampai kalimat itu aku tidak menekan tombol delete untuk yang kesekian kalinya.
Sudah 2 tahun lalu dia mengucapkan goodbye pada kami, padaku. Kami adalah 2 orang sahabat dalam berbagai (beberapa, red.) hal. Meskipun warna kami berbeda, tapi kami bisa mengerti satu sama lain. Ibaratnya, hanya dengan isyarat dia mengernyitkan dahi atau isyarat tangan, juga isyarat melalui kalimat tersirat yang bahkan tak satu orang pun paham akan arti didalamya kecuali aku. Kami tahu apa maknanya. Entahlah, mungkin kami adalah saudara kembar yang terpisahkan pada zaman penjajahan Portugis, atau pada saat Mpu Tantular bersemedi di goa pedalaman sebelum membuat keris saktinya. Dan pernah terbersit dalam pikiranku, jangan-jangan sebenarnya dia adalah bapakku, atau malah anakku???? Hahaha.. konyol sekali memang.

Pertemanan kami bisa dibilang sangat biasa, termasuk persahabatan yang formal… bahkan jika perlu saat akan menjelaskan sesuatu (mengobrol) sebaiknya membawa LCD proyektor untuk kemudian diseminarkan dihadapannya dengan bahasa yang formal, tentunya EYD yang disempurnakan (terdapat beberapa slide menarik juga), haLaahhh…

Sekali lagi, dia sama sekali bukanlah ibuku, karena dia seorang pria. Juga bukan anakku karena aku masih belia. Bapak kamu…… laki-laki kan??? Dan lagi-lagi dia itu bukan bapakku. Hadeuuuhh.. gak jelas banget… Maksud saya disini adalah, teman saya itu adalah seorang berjenis kelamin L, dengan golongan darah merah karena dia bukan vampire yang biru darahnya (terkecuali dia adalah Edward Collins ‘Twilight’, bolehlah…). Namanya aku tidak ingin menyebutkan, sebut saja “bunga”. Uppss.. terlalu feminim. Ayo kita sebut saja Dahlan Aria Surya Kencana. Nama panggilannya Dahlia, Bunga Dahlia yang mengingatkanku pada penyanyi dangdut tanah air.. Ikke Nurjanah… ehh maksud saya.. IIs Dahlia…. Hoorreeyyy.. dan penonton pun bersorak ketika gawang Chelsea digondol oleh Arsenal… Kemudian akupun langsung memindahkan channel TV tadi dari siaran sepakbola ke serial drama yang sebentar lagi tayang.

Sebetulnya nama Dahlan Aria Surya Kencana adalah nama yang tiba-tiba muncul dibenakku, barusaja. Mungkin ini adalah ilham karena ku baru saja mengingat nama kakek moyang Buyutku, Dahlan, beserta temannya Aria menggunjungi makam Raden Surya Kencana di Puncak Gunung. Mitos, hanya mitos. Baiklah, nama sahabatku sebut saja Sasuke, karena seperti dalam film naruto, dia cuek dan dingin, so cool pula.

Malam ini membuatku ingin tidur lebih cepat berharap esok bisa menjadi lebih baik dari hari ini dan lebih banyak kegiatan yang bisa kulakukan, maklum musim dingin kali ini membuatku sedikit demam. Tidak seperti biasanya. Rasanya aku ingin makan bajigur Pak Sholeh yang ada di dekat pangkalan angkot tepi jalan persimpangan antara jalan Batu dan jalan Aspal (mamang itu nama jalannya, bukan karena kondisi jalan yang berbatu dan beraspal). Kedai yang sederhana hanya warkop biasa, tapi sering dikunjungi orang yang menyukai atau ingin mencicipi makanan khas sunda, bajigur, pisang dan ubi rebus, surabi, dan masih banyak lagi. Tempat yang tepat untuk nongkrong bereng abang-abang supir angkot dipadu dengan alunan musik sundaan, seruling yang tenang dibawah pohon rindang. Namun jangan salah, tidak hanya abang-abang angkot saja yang ada disini, anak-anak muda, mahasiswa, dan anak sekolah pun banyak yang membeli cemilan disini, selain unik, tempatnya juga bersih dan bersahaja.

Sebaiknya aku segera bergegas ke kamar tidur saja. Mematikan laptop dan TV, menuju kamar no 6 dengan pintu coklat yang disana menempel sebuah kertas warna pink motif bunga sakura dengan tinta timbul  berwarna hitam yang terbaca dari jauh bertuliskan Sakurannisha. Kemudian aku membuka pintu kamar dan  menumpahkan diri dalam letih. Have a nice dream beibh..


*hhaahha...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
I'm Not a perfect woman, but I'm a Special woman..! BLue HoLic, Adventurer n traveller, Blogger. o_O bLoody type 'B' \\(^_^)//

Visitors

free counters