FastabiquL Khoirot.. ^_^

cHadVentuRer

Senin, 01 Oktober 2012

Cintaku demi Anakku

Siang itu, perjalanan pulang ke rumah dengan Commuter Line tujuan  Tanah Abang, aku berangkat sendirian diantara teriknya kota Bogor yang melepuhkan keringat. Saat akan duduk di gerbong wanita, seorang ibu menawariku makanan sambil tersenyum "Neng gorengan, ". Aku hanya tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Ibu itu ternyata tidak sendiri, dia bersama dengan anak bungsunya yang masih batita. Aku pun mengajaknya mengobrol, mau kemana, tinggal dimana, dan dengan sendirinya seperti orang yang sudah kenal lama, sebut saja Ibu Mawar, bercerita panjang lebar padaku.
"Neng, ibu mah (dengan nada khas Sundanya) ke Tanah Abang mau beli baju. Baju yang bisa diobral tapi bagus biar cepet habis. Ibu rumahnya di Cimacan deket tempat wisata, turun dari Puncak. Ibu udah punya 3 orang anak, nah yang ibu bawa ini yang paling bungsu."

"Oh.. berarti  yang 2 lagi dirumah ya Bu?" sahutku.

Ibu pun bercerita kembali, "Iya Neng, ibu jualan karena udah 7 tahun tidak dinafkahi suami, suami pergi entah kemana, cuma ninggalin anak 2. Dan Ibu nikah lagi dengan yang sekarang dan dikaruniai si bungsu ini. Tapi sama aja, suami ibu yang sekarang ada di Riau, gak pernah pulang. Nafkah pun kadang dikirim kadang tidak. Tapi demi ke-3 anak ibu, ya ibu mah berusaha jualan aja, meski tidak seberapa keuntungannya mah asalkan balik modal. Tapi alhamdulillah, 2 anak ibu yang udah gede dikasih IQ yang lebih sama Allah. Di kelas biasa jadi rangking, kemaren aja yang paling gede keterima PMDK di kedokteran. Emang cita-cita si teteh tuh sejak kecil pengen jadi Dokter, tapi (dengan nada yang sedih dan mulai berkaca-kaca) apa daya, ibu gak punya biaya buat kuliahinnya. 40juta biayanya."

Aku tersentuh dan hanya bisa berkata 'Oooo...' tak mampu berkata apapun.

"Neng kuliah  ya?" tanyanya.
"Iya Bu" jawabku.

"Dulu juga adik ibu kuliah di kedokteran. Waktu semester 3 ibu saya meninggal, klo bapak udah lama meninggalnya, dan akhirnya saya yang biayain kuliah ade. Pontang panting untuk biaya kuliah. Sekarang ade ibu udah sukses, kemaren pernah pas anak saya dapet PMDK tu minta bantuan ke ade saya buat minjemin. Tapi keponakannya ini gak dibantu sama sekali. Padahal dia sekarang udah sukses, eh malah Gak peduli sama sekali.. Padahal siapa sih dulu yang nguliahin dia Neng... habis manis sepah dibuang. Kalo keluarga tahu kehidupan ibu seperti ini, pasti miris banget Neng. Tapi ibu mah tetep aja bertahan demi anak-anak ibu. Terus ibu juga bilang sama anak ibu, Teh.. mama gak bisa kalo nyekolahin teteh di kedokteran, Teteh tahu kan kondisi keuangan kita. Sekolah di kimia analisis aja atuh ya. (Bujuk sang ibu yang anaknya sempat murung selama satu bulan)."
Akhirnya sang anak sulung sekolah di kimia analisis. Namun jika sang ibu belum bisa mengirimi uang karena dagangannya belum laris, sang anak sulung jika ditanya oleh ibunya sudah makan atau belum pasti menjawab sudah. 'Dengan apa makannya teh?bayar pake apa?' dan anak sulung pun menjawab "gak usah bayar ma, kan ngambil dari kantin, roti kadaluarsa, gak sakit perut kok makan rotinya".
Mendengarnya membuatku miris... ini salah satu kisah dari kehidupan. Masih banyak lagi orang yang tidak bisa mengecap pendidikan bahkan untuk makan saja mesti mikir2 dulu dinegeri yang kaya ini (kaya akan korupsi).

Bersyukurlah kita masih diberi kemudahan makan, kemudahan pendidikan, bahkan sangat bersukurlah pada kalian yang masih mempunyai orang tua. Karena perjuangan mereka meretas hidup, mengarungi hidup, kita bisa bertahan sampai sekarang. Dengan doa orang tua, menuju kesuksesan. Bersama orang tua dan keluarga melihat senyuman tulus mereka.
Bekerja itu lebih sulit daripada mengantri makanan, dan ricuhnya macet jalanan. Semua ada jalannya, semua ada takdirnya.

 -Semua demi anak ibu-
thank's to: EkajuL
                                                                      *FIN*

Begitu kuat dan mulianya hati seorang ibu, begitu halus perasaanya. Air mata adalah kegembiraan dan kesedihan setiap kejadian, karena air mata adalah ekspresi alami hati. Karena ketegarannya kita bertahan.
Begitu dahsyatnya seorang ayah yang bertanggung jawab demi keluarganya. Keringatnya adalah saksi kegigihan jihad dihadapan Sang Pencipta nanti. Kebijaksanaanya adalah memori kehidupan.

Lalu, bagaimana cara anda mencintai orang tua anda???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
I'm Not a perfect woman, but I'm a Special woman..! BLue HoLic, Adventurer n traveller, Blogger. o_O bLoody type 'B' \\(^_^)//

Visitors

free counters