GAP (Good Agricultural Practices) adalah standar pekerjaan yang diberlakukan dalam setiap usaha pertanian agar produksi dapat memenuhi standar internasional.
Departemen Pertanian (2008) menerangkan bahwa penerapan GAP melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang spesifik lokasi, spesifik komoditas dan spesifik sasaran pasarnya, dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani agar memenuhi kebutuhan konsumen dan memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan produk padanannya dari luar negeri. Komoditas hortikultura di Indonesia menyumbang devisa negara yang besar, diantaranya adalah dengan mengekspor buah keluar negeri.
Pedoman
Budidaya Mangga
1.
Pembibitan
1)
Perbanyakan dengan Biji
a)
Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikering anginkan dan kulitnya dibuang.
b)
Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun dan
pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga
disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang
gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan
sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan
perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak
boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1
biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar kuat dan
baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindah tanamkan ke dalam polybag jika
tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan,
bibit yang lemah dan tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan
jika bibit telah berumur 6 bulan.
2)
Okulasi
Perbanyakan
terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang buahnya
berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang
bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan.
Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada
umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau
agar
bagian yang ditempel tidak busuk.
3)
Pencangkokan
Batang
yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman berumur 1
tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan
pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
2.
Pengolahan Media Tanam
1)
Persiapan
Penetapan
areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan factor kemudahan transportasi
dan sumber air.
2)
Pembukaan Lahan
a)
Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan
rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b)
Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
3)
Pengaturan Jarak Tanam
Pada
tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur,
jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan
cara:
a)
segi tiga sama kaki.
b)
diagonal.
c)
bujur sangkar (segi empat).
3.
Teknik Penanaman
1)
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang
tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian,
galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman
50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu
dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti
tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
2)
Cara Penanaman
Lubang
tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan lebar 60 cm
pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit
digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali
tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang
kayu penyangga tanaman.
3)
Penanaman Pohon Pelindung
Pohon
pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa
dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
4.
Pemeliharaan Tanaman
1)
Penyiangan
Penyiangan
tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut
dapat
dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga
biasa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2)
Penggemburan/Pembubunan
Tanah
yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan,
biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan
jangan dilakukan terlalu dalam.
3)
Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan
bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi. Ketika
tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu
cabang hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama
tinggi dan berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih
1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan
pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun
kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.
4)
Pemupukan
a)
Pupuk organik
1.
Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2.
Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3.
Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg
pupuk kandang, 15 kg abu.
4.
Umur tanaman > 10 tahun:100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg
abu.
b)
Pupuk anorganik
1.
Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2.
Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3.
Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
4.
Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman,
KCl 970 gram/tanaman.
5.
Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman,
KCl 1.940 gram/tanaman.
5)
Peningkatan Kuantitas Buah
Dari
sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah yang dapat
dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru
atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin.
Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat
ditingkatkan menjadi 1,3%.
5. Hama
Dan Penyakit
·
Hama
Kepik
mangga (Cryptorrhynoccus gravis), Bubuk buah mangga, Bisul daun(Procontarinia
matteiana.), Lalat buah, Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus,
I. Atkinsoni), Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
dan Codot
·
Penyakit
Penyakit
mangga, penyakit diplodia,cendawan jelaga, bercak karat merah, kudis buah, penyakit
Blendok
·
Gulma
Benalu
memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak
diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang
terserang, menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.
6. Panen
a.
Ciri dan Umur Panen
Mangga
cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur
5-6
tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah
buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan
September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh
karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah
menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi
kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
b.
Cara Panen
Pada
saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai
memar.
Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang
diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
c.
Periode Panen
Di
Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan
satu
periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan
sehingga
dilakukan beberapa kali panen.
d. Perkiraan Produksi
Pohon
muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada
umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi
maksimum di umur 20 tahun.
NB:
- Penerapan
program GAP pada proses produksi buah mangga telah menjadi salah satu
persyaratan untuk meningkatkan daya saing di pasar ekspor.
- Persyaratan-persyaratan
dalam GAP belum sepenuhnya mampu diterapkan oleh produsen buah mangga di
Indonesia baik pada tahap pra panen maupun pasca panen.
- Adanya
teknologi-teknologi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan GAP sangat
diperlukan guna mempercepat penerapan program GAP tersebut.
- Teknologi
ramah lingkungan yang telah dihasilkan hendaknya mulai diterapkan secara
konsisten sebagai salah satu rangkaian dalam program penerapan GAP.
- Sosialisai
tentang pengetahuan GAP maupun konsepnya perlu dilakukan secara intensif
tehadap semua pihak yang terkait sehingga terjadi kesatuan pengertian dan
pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
Deptan. 2007. Mangga (Mangifera spp.). http://www.warintek.ristek.go.id